Tampilkan postingan dengan label agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label agama. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 13 Juli 2013

Matahari Tepat di Atas Mekkah, Cek Arah Kiblat 14-16 Juli!

Sejenak mari kita mengalihkan perhatian dari seluk-beluk awal Ramadhan dan hari raya yang kerap berbeda, ke salah satu peristiwa menarik lainnya yang bakal terjadi dalam bulan suci Ramadhan 1434 H, khususnya sepanjang 14-16 Juli 2013. Inilah momen penting di mana Umat Islam berkesempatan untuk mengkalibrasi kembali arah masjid/musalanya agar berimpit dengan arah kiblat.

Saat ini juga momen untuk menyegarkan kembali ingatan kita bahwa khasanah astronomi dalam Islam tak melulu berkutat pada kalender maupun penentuan awal bulan kalender Hijriah semata, tetapi juga meliputi sejumlah aspek lain termasuk arah kiblat. Pun inilah momen yang mengingatkan kita kembali betapa hisab dan rukyat merupakan dwitunggal yang tak terpisahkan sehingga menceraikannya akan berakibat serius.

Pada Minggu 14 Juli hingga Selasa 16 Juli 2013, tepatnya pada pukul 12:27 waktu Mekkah yang bertepatan dengan pukul 16:27 WIB di Indonesia, bakal terjadi peristiwa istimewa di mana Matahari akan berkedudukan di titik zenith dalam bola langit horizon kota suci Mekkah.

Sederhananya, saat itu Matahari persis berada di atas kiblat sehingga segala jenis benda yang tersinarinya pada saat itu akan tepat sejajar dengan arah kiblat pada akurasi yang cukup tinggi, sepanjang benda tersebut tepat tegak lurus paras air rata-rata.

Fenomena ini menarik untuk dicermati, mengingat dalam realitasnya jumlah masjid/musala yang arahnya belum berimpit dengan arah kiblat bagi Indonesia masih cukup besar. Yakni merentang antara 60 hingga 80 %, merujuk pada survei cepat yang pernah dilakukan Badan Hisab dan Rukyat (BHR) DIY dan BHR Daerah Kebumen (Jawa Tengah) secara terpisah di daerahnya masing-masing.

Arah kiblat Indonesia

Kiblat merupakan hal esensial bagi Umat Islam, mengingat shalat hanya bisa dinyatakan sah bila telah menghadap kiblat. Dan segenap ulama dan cendekiawan Muslim bersepakat bahwa kiblat berporos pada Ka’bah, bangunan suci peninggalan Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS.

Arah hadap ke kiblat dikenal sebagai arah kiblat dan menjadi elemen terpenting bagi masjid/musala di mana pun.

Dengan Ka’bah sebagai bangunan kecil di tengah keluasan muka Bumi, pengukuran arah kiblat dari titik-titik yang berjarak sangat jauh dari kota suci Makkah, akan menemui kesulitan besar yang melampaui batas toleransi alat ukur. Sebagai kompensasinya, kiblat perlu didefinisikan secara tersendiri dibanding Ka’bah. Sehingga, bila pengukuran dilakukan, kaidah tidak memberatkan dalam beragama tetap terpenuhi. Namun kiblat masih tetap berhubungan erat dengan Ka’bah.

Dalam konteks ini, saya, Muh. Ma’rufin Sudibyo (2011) melontarkan gagasan untuk mendefinisikan ulang kiblat sebagai area lingkaran beradius 45 km berpusat di Ka’bah yang melingkupi segenap batas-batas tanah suci Mekkah. Usulan ini didasarkan fakta bahwa arah Masjid Nabawi dan Masjid Quba’, dua masjid bersejarah yang dibangun sendiri oleh Nabi SAW, ternyata menyudut terhadap arah kiblat masing-masing sebesar 3 dan 7,5 derajat.

Dengan status Nabi SAW yang ma’shum (terbebas dari kesalahan) dan perbuatan/kata-katanya menjadi salah satu sumber hukum, maka realitas arah Masjid Nabawi dan Masjid Quba’ menjadi acuan mengonstruksi definisi baru tentang kiblat.

Arah kiblat tak bisa lepas dari jarak terdekat antara sebuah titik di muka Bumi dengan kiblat. Secara umum, jarak terdekat antara dua titik di permukaannya adalah melalui busur lingkaran besar (orthodrom), bukan melewati sisi miring yang mematuhi teorema Phytagoras dalam bidang datar (loksodrom). Hal ini karena bentuk Bumi yang bulat pepat (geoida), sehingga permukaannya melengkung.

Penggunaan konsep loksodrom bagi muka Bumi akan membuat jarak yang terhitung jauh lebih besar dibanding senyatanya. Misalnya, dalam kasus jarak antara Sabang (Indonesia) dan Mekkah (Saudi Arabia), yang sejatinya hanya 6.214 km. Namun, jika konsep loksodrom dipaksakan maka akan diperoleh nilai 8.063 km atau 1.849 km lebih besar.

Dengan mengikuti jarak terdekat itu, maka arah kiblat merupakan besaran azimuth dengan nilai tertentu dalam bola langit horizon.

Arah kiblat di Indonesia bervariasi di antara nilai azimuth 290,15 hingga 295,55 dengan toleransi yang diperbolehkan bagi setiap titik hanyalah sebesar 0,5 derajat. Untuk mempermudah menerjemahkan angka-angka ini, secara sederhana konsep azimuth dapat kita bayangkan seperti arah-arah mata angin, hanya saja tiap arah dipatok pada nilai tertentu.

Arah utara memiliki azimuth 0, sementara timur azimuth 90, selatan dengan azimuth 180 dan barat mempunyai azimuth 270. Nilai terkecil arah kiblat Indonesia terjadi di Kabupaten Merauke (Papua) sementara yang terbesar adalah Kabupaten Manna (Bengkulu).

Rukyat arah Kiblat

Layaknya yang terjadi dalam penentuan awal Ramadhan dan hari raya, salah satu masalah dalam khasanah arah kiblat di Indonesia adalah dipaksa pisahnya hisab terhadap rukyat arah kiblat.

Perbedaan dalam sistem hisab arah kiblat memang nyaris tak dijumpai, tak seperti penentuan awal bulan kalender Hijriyyah yang ragamnya sampai 26 macam. Tetapi, akibat kurang dipahaminya tata cara rukyat arah kibla,t membuat masjid/musala di Indonesia yang jumlahnya mencapai lebih dari 800.000 buah (hanya yang terdaftar di Kementerian Agama) didominasi oleh masjid/musala yang arahnya menyudut (tak berimpit) terhadap arah kiblat Indonesia.


Dok. Muh Ma'rufin Sudibyo Contoh instrumen sederhana buatan sendiri yang dipergunakan saat rukyat arah kiblat berbasis posisi Matahari di atas kiblat. Pendulum digantung pada stasioner berupa tripod kamera biasa. Saat Matahari tepat di atas kiblat, bayang-bayang pendulum tepat berimpit dengan garis arah kiblat setempat (yang telah ditandai sebelumnya).

Inilah yang memicu heboh arah kiblat pada 2010 silam, saat arah kiblat dianggap bergeser karena beragam sebab.Padahal, yang terjadi adalah masjid/musala itu sejak awal pembangunannya memang tidak berimpit dengan arah kiblat.
Masjid/musala di Indonesia umumnya berdiri di atas lahan yang terbatas. Sehingga, arsitektur bangunannya disesuaikan dengan luasan lahan dan hanya barisan shalat (shaff)-nya yang disesuaikan terhadap arah kiblat. Rukyat arah kiblat yang terpopuler adalah yang berdasarkan kompas magnetik.
Namun, harus digarisbawahi bahwa penggunaan kompas magnetik mengandung risiko tersendiri, mengingat kinerjanya yang sangat dipengaruhi oleh garis-garis medan magnet Bumi setempat. Kontur lahan tak rata, konsentrasi logam ferromagnetik dalam tanah/bangunan, tidak berimpitnya kutub utara Bumi dengan kutub utara magnetik Bumi, kedekatan dengan jaringan listrik bertegangan sangat tinggi hingga aktivitas cuaca antariksa dalam wujud badai Matahari merupakan variabel-variabel yang dapat mengganggu jarum kompas hingga demikian signifikan.
Untuk meminimalisir gangguan-gangguan tersebut, rukyat arah kiblat umumnya memanfaatkan benda-benda langit tertentu sebagai patokan azimuth. Salah satunya adalah Matahari. Bila menggunakan Matahari, terdapat momen khusus pada akhir Mei dan pertengahan Juli di setiap tahun Masehi (Tarikh Umum). Sebab, pada saat itu, Matahari berkedudukan persis di atas kiblat.
Cukup dengan menggunakan pendulum berbobot cukup yang tergantung pada sebuah stasioner dan jam yang telah dikalibrasikan terhadap waktu standar, rukyat arah kiblat dapat dilaksanakan.
Pada 14 hingga 16 Juli 2013, jika jam tepat menunjukkan pukul 16:27 WIB atau 17:27 WITA, bayang-bayang pendulum tepat berimpit dengan arah kiblat setempat. Inilah rukyat arah kiblat yang sederhana dan praktis, namun terjamin akurasinya.
* Muh Ma'rufin Sudibyo, Koordinator Riset Jejaring Rukyatul Hilal Indonesia & Ketua Tim Ahli Badan Hisab dan Rukyat Daerah Kebumen

Sumber : Kompas

Rabu, 28 November 2012

Dr. Fidelma O’Leary, Menemukan Rahasia Sujud Dalam Shalat



Dr Fidelma, ahli neurologi asal Amerika Serikat mendapat hidayah saat melakukan kajian terhadap saraf otak manusia. Ketika melakukan penelitian, ia menemukan beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah yang cukup agar dapat berfungsi secara normal.

Penasaran dengan penemuannya, ia mencoba mengkaji lebih serius. Setelah memakan waktu lama, penelitiannya pun tidak sia-sia. Akhirnya dia menemukan bahwa ternyata darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia secara sempurna kecuali ketika seseorang tersebut melakukan sujud dalam Shalat. Artinya, kalau manusia tidak menunaikan ibadah shalat, otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal.

Rupanya memang urat saraf dalam otak tersebut hanya memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat otak dengan mengikuti waktu salat.

Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Karena posisi sujud akan mengalirkan darah yang kaya oksigen secara maksimal dari jantung ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang.

Setelah penelitian mengejutkan tersebut, Fidelma mencari tahu tentang Islam melalui buku-buku Islam dan diskusi dengan rekan-rekan muslimnya. Setelah mempelajari dan mendiskusikannya, ia malah merasa bahwa ajaran Islam sangat logis. Hatinya begitu tenang ketika mengkaji dan menyelami agama samawi ini.

Sumber

Selasa, 29 Mei 2012

Keutamaan Berdzikir kepada Allah SWT




Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat)-Ku. (Al-Baqarah[2]:152)



 Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.(Al-Ahzab:41)






Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta'atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (Al-Ahzab:35)



Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.(Al-A`raf:205)




"Perumpamaan antara orang yang berdzikir kepada Rabb-nya dengan orang yagng tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang sudah mati" HR Al-Bukhari 11/208

"Maukah kalian aku beritahukan tentang amalan yang paling baik, paling suci di hadapan Rabb kalian, paling tinggi derajatnya, lebih baik  dibandingkan menginfakkan emas dan perak, dan lebih baik daripada kalian bertemu musuh kalian, lau kalian tebas leher mereka dan merekapun menebas leher kalian (berperang)? Maka para sahabat menjawab 'mau' lalu Rosulullah SAW bersabda 'Dzikir kepada Allah'" HR At-Tirmidzi (5/459)

"Rasulullah SAW juga bersabda:  'Allah SWT berfirman Aku sesuai persangkaan hamba-Ku dan Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku pada dirinya maka Aku mengingatnya pada diri-Ku. Jika dia mengingat/menyebut-Ku dalam kerumunan, Aku pun mengingat/menyebutnya dalam kerumunan yang lebih baik (kerumunan para malaikat) dari kerumunannya. Jika dia mendekat kepada-Ku   sejengkal Aku pun mendekat kepadanya sehasta, jika dia mendekati-ku sehasta Aku pun mendekat kepadanya sedepa. Dan jika dian mendatangi-Ku dengan berjalan Aku akan mendatanginya dengan berlari'"  HR Al-Bukhari (8/171) dan Muslim (4/2061)

Dari Abdullah bin Basar RA, ada seorang laki-laki berkata 'wahai Rosulullah sesungguhnya aku telah banyak mengamalkan syariat Islam sehingga aku merasa berat. oleh karena itu beritahukanlah kepadaku suatu amalan yang aku bisa membiasakan diri untuk mengerjakannya ' maka Rosulullah SAW bersabda "basahilah selalu lisanmu dengan berdzikir kepada Allah SWT" HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah

Rasulullah SAW juga bersabda "barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Al-Qur`an) maka ia akan mendapat stu kebaikan dan setiap satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali. Saya tidak mengatakan Alif Lam Mim adalah satu huruf namun Alif satu huruf Lam satu huruf dan Mim juga satu huruf " HR At-Tarmidzi dan Shahihul Jami`ush Shaghir

Dari `Uqbah bin Amir RA ia berkata Rasulullah SAW pernah keluar kepada kita di Shuffah lalu bersabda: "apakah kalian suka untuk pergi setiap pagi ke lembah Bathhan dan Al `Aqiq lalu pulang membawa dua ekor unta yang gemuk dan besar tanpa berbuat dosa dan pemutusan tali silaturrahim?" lalu kami menjawab 'wahai Rasulullah kami tentu suka hal itu' lalu Rasulullah bersabda "sesungguhnya berpagi-paginya salah seorang diantara kalian untuk  pergi ke masjid lalu mengajarkan atau membaca dua ayat dari kitab Allah SWT (Al-Qur`an) itu lebih baik daripada dua ekor unta, dan tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta, sedangkan empat ayat lebih baik dari empat ekor unta dan lebih baik dari sejumlah besar unta" HR Muslim

Rasulullah SAW bersabda : "barangsiapa yang duduk di suatu tempat dan dia tidak berdzikir kepada Allah SWT maka ia mendapat kekurangan dan kerugian dari Allah SWT dan siapa saja yang tidur diatas tempat tidurnya tanpa berdzikir kepada Allah SWT niscaya dia mendapat kekurangan dan kerugian dari Allah SWT" HR Abu Dawud 

Rasulullah SAW bersabda: "tidaklah sekelompok orang duduk dalam suatu perkumpulan tanpa berdzikir kepada Allah di dalamnya tidak pula bershalawat kepada Nabi mereka kecuali mereka mendapatkan kekurangan dan kerugian. Jika Allah SWT berkehendak Dia akan mengadzab mereka dan jika Dia tidak menghadapi Dia akan mengampuni mereka" HR At-Tirmidzi

Rasulullah SAW bersabda: "suatu kaum bubar dari suatu perkumpulan tanpa berdzikir (menyebut) kepada Allah di dalamnya sama saja mereka bubar dari bangkai keledai dan mereka akan mendapat kerugian" HR Abu Dawud




Rabu, 25 April 2012

Sholawat Nuril Anwar



Dari sekian macam sholawat salah satu yang banyak dikenal dan diamalkan adalah sholawat Nuril Anwar :


Allahumma shalli 'alaa nuuril anwaari wasirril asraari, watiryaaqil aghyaari wamiftaahi baabil yasaari, sayyidinaa wamaulaana Muhammadinil muhtaari wa aalihil ath haari wa ash haabihil ahyaari 'adada ni'amillaahi wa ifdhaalih.

Artinya :

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada cahaya dari segala cahaya, rahasia dari segenap rahasia, penawar duka dan kebingungan, pembuka pintu kemudahan, yakni junjungan kami, Nabi Muhammad saw yang terpilih, keluarganya yang suci dan para sahabatnya yang mulia sebanyak hitungan nikmat Allah SWT dan karunia Nya


Sholawat ini bersumber dari wali quthub Sayyid Ahmad al Badawi ra menurutnya ada sangat banyak keutamaan dan khasiat sholawat Nuril Anwar, antara lain :

  1. Apabila dibaca setiap selesai shalat fardhu, maka akan terhindar dari segala macam bahaya dan memperoleh rizki dengan mudah.
  2. Apabila dibaca 7 kali sebelum tidur, insya Allah akan terlindungi dari sihir.
  3. Apabila dibaca 100 kali dalam sehari semalam, akan memperoleh cahaya Illahi, menolak bencana, mendapat rizki lahir batin.
  4. Dan yang paling penting adalah kita akan mendapat syafaat dari Nabi Muhammad SAW
Semoga kita mampu untuk mengamalkan dan akan mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad SAW, sedangkan untuk faedah yang kita dapatkan di dunia itu adalah BONUS..





Selasa, 24 April 2012

Keutamaan Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW



Shalawat kepada nabi Muhammad SAW memiliki keutamaan tersendiri, bahkan karena sangat pentingnya Allah SWT berfirman dalam Al Qur`an yang artinya:
"Sesungguhnya Allah dan malaikat - malaikatnya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."(QS. Al-Ahzab:56)

Berikut ini beberapa riwayat yang menerangkan keutamaan sholawat:
Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa bersholawat untukku diwaktu pagi sepuluh kali dan diwaktu sore sepuluh kali, maka ia berhak mendapatkan syafaatku."(HR. Thabrani) 

Rasulullah SAW bersabda: "Celakalah seseorang yang namaku di sebutkan disisinya lalu ia tidak bersholawat untukku."(HR. Tirmidzi dan Hakim)

Ketika kita berdoa disertai dengan sholawat karena Rasulullah bersabda dalam salah satu hadistnya : "Doa itu terhalangi, hingga orang yang berdoa itu bersholawat untuk nabi sollallohu 'alaihi wasallam."(HR. Thabani).

Sebagai orang yang beriman kita dituntut selalu bersholawat kepada nabi kita dan hari yang paling afdol bersholawat adalah hari jumat, sesuai dengan sabda beliau : "Sesungguhnya diantara hari-hari yang paling afdol adalah hari jumat, maka perbanyaklah sholawat untukku pada hari itu,karena sholawat kalian akan sampai kepadaku..."(HR. Abu Daud, Ahmad dan Hakim)

"Barangsiapa bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali." (HR. Muslim dari Abû Hurairah).

"Bahwasanya bagi Allah Tuhan semesta alam ada beberapa malaikat yang diperintah berjalan di muka bumi untuk memperhatikan keadaan hamba-Nya. Mereka me-nyampaikan kepadaku (sabda Nabi) akan segala salam yang diucapkan oleh ummatku." (HR. Ahmad. Al-Nasâ'i dan Al-Darimî).

"Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari qiamat, ialah manusia yang paling banyak bershalawat untukku." (HR. Al-Turmudzî).

"Jibril telah datang kepadaku dan berkata: 'Tidakkah engkau ridha (merasa puas) wahai Muhammad, bahwasanya tak seorang pun dari umatmu bershalawat untukmu satu kali, kecuali aku akan bershalawat untuknya sebanyak sepuluh kali? Dan tak seorang pun dari umatmu mengucapkan salam kepadamu, kecuali aku akan meng-ucapkan salam kepadanya sebanyak sepuluh kali?! (HR. Al-Nasâ'i dan Ibn Hibban, dari Abû Thalhah).

Sabda Rasulullah Saw. yang Artinya: "Barangsiapa -ketika mendengar azan dan iqamat mengucapkan: "Allâhumma Rabba Hâdzih al-Da'wât al-Tâmmah, wa al-Shalât al-Qâ'imati, shalli 'alâ muhammadin 'abdika wa Rasûlika, wa A'tihi al-Washîlata wa al-Fadhîlata, wa al-Darâjata al-Râfi'ata, wa al-Syafâ'ata yawm al-Qiyâmati (Artinya: "Ya Allah, ya Tuhannya seruan yang sempurna ini, serta shalat yang segera didirikan ini, limpahkanlah shalawat untuk Muhammad, hamba dan rasul-Mu. Dan berilah ia wasilah dan fadilah serta derajat yang amat tinggi dan (izin untuk) bersyafaat pada hari Kiamat)..., maka (bagi siapa yang mengucapkan doa tersebut) niscaya akan beroleh syafaatku kelak."

Al-Ghazali didalam kitabnya Ihyâ 'Ulûm al-Dîn menceritakan seorang dari mereka (seorang dari kalangan ulama, sufi, ahli ibadah dsb.) pernah berkata: "Sementara aku menulis (catatan tentang) beberapa hadis, aku selalu mengiringinya dengan menuliskan shalawat untuk Nabi Saw., tanpa melengkapinya dengan salam untuk beliau. Malamnya aku berjumpa dengan beliau dalam mimpi, dan beliau berkata kepadaku: 'Tidakkah sebaiknya engkau melengkapi shalawatmu untukku dalam bukumu itu?' Maka sejak itu, tak pernah aku mengucapkan shalawat kecuali melengkapinya dengan ucapan salam untuk beliau."

Diriwayatkan dari Abû Al-Hasan, katanya: "Aku pernah berjumpa dengan Nabi Saw. dalam mimpi, lalu kukatakan kepada beliau: 'Ya Rasulullah, apa kiranya ganjaran bagi Al-Syâfi'i, ketika ia bershalawat untukmu dalam kitabnya: Al-Risâlah dengan ungkapan: 'Semoga Allah bershalawat atas Muhammad setiap kali ia disebut oleh para penyebut, dan setiap kali sebutan tentangnya dilalaikan oleh para pelalai?' Maka Nabi Saw. menjawab: 'Karena ucapannya itu, ia dibebaskan dari keharusan menghadapi perhitungan (hisab pada hari Kiamat).'"

Dikutib dari berbagai sumber