Telepon rumah tetangga saya berdering, dan terjadi dialog sebagai berikut:
“Hallo, kami dari telkom bu”
“Ya ada apa pak?”
“Apakah ibu pernah ditawari Speedy ?”
“Saya tidk butuh speedy !!”, tetangga mencurigai orang ini akan menawarkan Speedy, maka jawabannya agak ketus. Ternyata dari seberang sana segera menyahut:
“Justru itu kami ingin mengingatkan ibu bahwa akhir-akhir ini banyak terjadi penipuan dengan dalih menawarkan speedy”
Tetangga saya jadi penasaran, ingin tahu, suaranya berubah, tidak ketus lagi !
“Penipuan bagaimana pak?”
“Pokoknya
kalau ada yang menawarkan Speedy atau ingin memberi promosi speedy atau
datang untuk memeriksa speedy, tolak saja bu, ini modus penipuan, maka
kami dari Telkom mengingatkan pelanggan sebagai bagian dari pelayanan
kami”
Tetangga jadi percaya bahwa yang berbicara dari
Telkom, bukan penipu. Tujuan orang itu baik. Lalu terjadi dialog dan
orang yang mengaku dari Telkom lalu menceritakan penipuan2 yang
serem-serem sehingga tetangga saya jadi makin hakul-yakin bicara dengan
orang baik.
Diakhir cerita orang itu lalu bertanya :
“Maaf kami sekalian akan memperbaharui data kami, alamat ibu di………”
Tetangga karena sudah percaya lalu memberi alamat
rumah, nomor rumah. Juga ditanya RT/RW. Kalau membayar tagihan melalui
bank mana, apakah melalui kartu kredit, kartu kredit dari bank mana,
atas nama siapa. Lalu ditanya : “Maaf dengan ibu siapa ini
…?” lalu diberikan nama, lalu diminta nama lengkap. Lalu ditanya lebih
detil, apakah ada yang lain yang sering menggunakan telpon ini ? Lalu
diberitahukan nama anak ibu ini dst. Intinya orang tersebut mendapatkan
data-data detil dan tetangga saya. Tetangga saya itu dengan pasrah menjawab tanpa curiga. Si penelpon lalu mengucapkan terima kasih.
Dua minggu kemudian, ada orang dengan suara galak
menelpon menyatakan anak ibu ini telah menunggak pembayaran hutang
sebesar 30 juta selama 1 tahun dan sudah berkali-kali diberi pengertian
dan maaf tetapi tidak kunjung membayar. Orang itu tahu persis nama
ibunya, alamat, RT/RW dan menyatakan bahwa sudah di ujung gang. Ia
mengancam dan meminta untuk segera membayar cicilan sekurang-kurangnya 10%.
Karena ibu itu sendirian, di depan rumah sedang
sepi, maka ketika si Bapak Galak dan temannya yang pakai dasi datang
mengetuk pintu dengan kasar ibu itu ketakutan. Uang
satu juta melayang, masih untung karena dirumah tidak ada uang tunai 3
juta. Setelah orang2 itu pergi, ibu ini langsung menelpon anaknya dan
marah-marah, mereka jadi berantem karena si ibu menuduh anaknya
keterlaluan, sampai akhirnya si anak berhasil menenangkan mamanya bahwa
sang mama sudah tertipu !
Taktik diatas dikenal sebagai teknik FITD (Foot in
the door), intinya meminta “yes” kecil kemudian meningkatkan menjadi
“yes” besar. Waspadalah pada orang yang meminta sesuatu dan setelah Anda
luluskan meminta lagi yang lebih besar karena itu pasti teknik bujukan!
Mengapa dia membujuk? Pasti karena ada udang di balik batu, ada maksud
tersembunyi !
Nasehat pujangga besar RM Ronggowarsito ini perlu selalu diingat:
Saiki Jamane Jaman Edan (Inilah jaman tanpa aturan)
Yen Ora edan ora keduman (Bila tidak ikut-ikutan tidak akan kebagian)
sak bejo bejone wong kang edan (Seberuntung apapun orang yang ikut-ikutan)
isih bejo wong kang eling lan waspada (Masih lebih beruntung orang yang selalu sadar diri)
Yen Ora edan ora keduman (Bila tidak ikut-ikutan tidak akan kebagian)
sak bejo bejone wong kang edan (Seberuntung apapun orang yang ikut-ikutan)
isih bejo wong kang eling lan waspada (Masih lebih beruntung orang yang selalu sadar diri)
Sumber : kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar